Larangan menggunjingkan orang lain | Bulletin dakwah edisi 3

Ghibah atau menggunjing adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada saudaranya ketika ia tidak hadir dengan sesuatu yang benar tetapi tidak disukainya. 
‘’Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan prasangka adalah dosa. Janganlah kamu sekalian mencari cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sekalian berghibah sau sama lain. Adakah seorang diantara kamu sekalian yang suka makan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang.’’ [QS.Al hujurat 49:12]
Ghibah atau menggunjing adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada saudaranya ketika ia tidak hadir dengan sesuatu yang benar tetapi tidak disukainya, seperti menggambarkannya dengan apa yang dianggap sebagai kekurangan menurut umum untuk meremehkan dan menjelekkan.
Maksud saudaranya disini adalah sesame muslim. Termasuk sebagai ghibah adalah menarik perhatian seseorang terhadap sesuatu dimana orang yang dibicarakan tidak suka untuk dikenali seperti itu. 

engkau apabila orang yang saya bicarakan itu Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW pernah bertanya: ‘’Tahukah kamu, apakah ghibah itu?’’ para sahabat menjawab:’’Allah dan Rasul-Nya lebih tahu’’. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: ‘’ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai’’. Seseorang bertanya: ‘’Ya Rasulullah, bagaimanakah menurut memang sesuai dengan apa yang saya ucapkan?’’ Beliau berkata: ‘’ apabila benar apa yang kamu bicarakan itu apa adanya, maka berarti kamu telah menggunjingnya. Dan apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah membuat buat kebohongan terhadapnya’’. 

Bagaimana halnya dengan orang yang hanya mendengarkan orang lain berghibah?
Mau mendengarnya berarti membiarkan orang lain berbuat mungkar, yakni melanggar larangan Allah ber-ghibah Rasulullah memerintahkan kita bila melihat kemungkaran hendaknya merubah dengan kekuasaan, lisan, atau hatinya. Yang paling utama dengan kekuasaan. Bila hanya mampu dengan hati, imannya dalam kondisi yang selemah lemahnya. 

Allah menggambarkan orang yang berghibah seperti makan bangkai saudaranya yang telah mati. Membicarakan aib, kekurangan, hal hal negative pada orang lain berakibat pada matinya karakter seseorang. Sering disebut sebagai ‘’character assasination’’. Citra dirinya menjadi hancur dan mati seperti bangkai akibat ghibah.

Posting Komentar

0 Komentar