Hanum di Tanah Gaza

 Juara 3 lomba menulis CERPEN online – oleh Fatma Nur Ajizah

Desain cover oleh Islamic Study Club

Hanum Di Tanah Gaza

Mohsin, seorang remaja pemberani itu baru berusia 16 tahun, memiliki adik perempuan manis, berusia 9 tahun dengan nama Hanum, Ketika malam itu terjadi, malam dimana mereka menjalankan kewajiban mendirikan solat Isya bersama kedua orangtua mereka dengan khusyuknya, terdengar suara dentuman keras yang meledak-ledak, sekilas di iringi dengan kilatan api yang membara. Ada rasa takut di hati keluarga tersebut,di karenakan suaranya yang semakin menjadi-jadi bahkan di iringi olah teriakan menyayat hati.Namun, mereka lebih takut lagi kepada sang pencipta sehingga terus melanjutkan kewajibanya malam itu.Tiba-tiba, skenario hidup yang Allah S.W.T ciptakan untuk mereka, mengharuskan kedua orangtua mereka pergi kesurga terlebih dahulu, menitipkan mereka berdua didunia yang sangat kejam dan mengerikan.

"Mohsin janji sama Uma dan Abi ya....apapun yang terjadi, Mohsin harus tetap kuat agar bisa melindungi Hanum dari para Zionis yang keji itu, hilangkan rasa takut Mohsin kepada mereka, karna sesungguhnya janji yang Allah berikan itu pasti akan datang, tetap pertahankan tanah kita ini dengan keberanian Mohsin."Itulah pesan singkat terakhir, namun bermakna yang di titipkan oleh orangtuanya sebagai penguat bagi mereka, terumata sisulung Mohsin yang menjadi penerus perjuangan setelah mereka pergi.

"Sudahi tangisanmu adik kecilku, ini adalah jalan terbaik yang Allah berikan ke kita, agar kita menjadi lebih kuat, agar Uma dan Abi bahagia serta tidak merasakan sakit lagi."

"Tapi kenapa harus Uma dan Abi bang...kenapa tidak Anum saja? Sungguh ini sangat sakit dan berat untuk Anum rasakan bang."Dada Hanum begitu sesak seperti ditimpa batu yang sangat besar, tangisnya semakin menjadi-jadi.

"Allah lebih sayang kepada Uma dan Abi Anum, tapi bukan berarti Allah tidak sayang juga pada kita, ada alasan tertentu di balik semua ini, mungkin memang sudah saatnya Uma dan Abi beristirahat dan kita harus melanjutkan perjuangan mereka, karna kita masih muda lebih kuat di bandingkan mereka yang sudah tua di makan usia."Mohsin memeluk Hanum begitu erat untuk menguatkanya, walau dia sendiri sebenarnya merasa sangat sedih, terlihat dari matanya yang merah menahan tangisan, begitupun dengan suaranya yang sedikit bergetar, namun dia berusaha setegar mungkin agar tidak menambah kesedihan yang di rasakan adik tercintanya.

Takbir bergema mengiringi pemakaman, bukan pemakaman kedua orangtua mereka saja, tetapi juga pemakaman korban tewas lainnya akibat serangan udara Israel ke kota Gaza tanpa peringatan pada malam itu.

Kehidupan mereka berdua tak luput dari dentuman dan suara tembakan yang nyaring ditelinga mereka, sebenarnya bukan setelah malam itu saja, sebelumnya mereka juga sudah sering mendengar dentuman dan tembakan namun kali ini berbeda, jika dulu ada yang menutup kedua telinga mereka agar tidak terlalu mendengar bunyi-bunyi mengerikan itu, sekarang tidak ada lagi tangan besar yang harus menutupnya, tangan-tangan mereka saja pun tak sanggup meredam bunyinya dan mereka juga harus terbiasa tidur di reruntuhan bangunan bahkan tidak makan berhari-hari pun juga harus mereka rasakan.

Mereka dapat bertahan karna yakin Allah S.W.T selalu berada disisi mereka yang senantiasa memberikan pertolongan-Nya, dan mereka bisa bertahanpun karna juga saling menguatkan dan melindungi satu sama lain.

"Abang sudah 2 hari ini engkau hanya memberikanku remahan roti, sesugguhnya aku ingin sekali merasakan memiliki satu roti utuh sepenuhnya, bahkan air putih pun belum ada membasahi tenggorokanku"

Keadaan Hanum begitu miris badannya yang dulu kurus kini semakin kurus, bajunya begitu lusuh dah rambutnya pun berantakan, dari ujung kepala hingga ujung kakinya terselimuti debu tipis reruntuhan dinding bangunan yang rubuh akibat penyerangan.

"Sabar ya Num,Insyaallah besok pagi abang akan mencarikan roti terlezat untuk Anum adik kesayangan abang"

"Yang benar bang? "tanya Hanum dengan mata berbinar penuh harapan.

Mohsin menganggukan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan adiknya tersebut.Mohsin dan Hanum merebahkan badannya dilantai semen bangunan runtuh itu menyelimuti diri dengan selembar kain tipis yang mereka temukan entah dimana.

Suara azan subuh berkumandang, bagaimana pun keadaan mereka saat ini, mereka tetap menjalankan perintah Allah.

"Setelah ini abang akan pergi mencarinya tapi Anum harus janji keabang untuk tidak pergi kemana-mana dan tetap disini sampai abang datang ya? Jika abang tidak datang-datang maka Anum harus tetap disini sampai ada orang baik yang menjemput, Anum harus ikut bersama mereka."

"Kenapa abang berkata seperti itu? Anum yakin abang pasti akan datang kembali menjemput Anum dan memberikan rotinya."

"Insyaallah, ouh ya...abang ada hadiah buat Anum."

Mohsin mengeluarkan boneka beruang kecil bewarna coklat dengan tangan yang sudah koyak dan hampir putus serta mata yang sudah copot.

"Nanti kalau abang sudah tidak ada dan Anum merindukan abang, peluk saja boneka ini ya...anggap saja boneka ini adalah abang dan Anum juga harus janji lagi keabang agar menjadi anak yang solehah senantiasa mendoakan Uma dan Abi serta menjadi anak yang kuat dan pemberani"

"Jika Hanum dulu tau itu kata terakhir abang, Hanum nggak akan biarin abang keluar mencari makan untuk Hanum kak, Hanum rela kelaparan jika kekenyangan Hanum harus mempertaruhkan nyawanya."

Saya langsung memeluk erat gadis cantik bernama Hanum itu, Jujur saya sebagai relawan yang datang setelah konflik sedikit mereda, merasa sangat bersalah tidak bisa menolong mereka ketika mereka harus hidup tanpa kedua orang tua mereka diusia yang sangat muda.Saya mendengarkan cerita Hanum dari awal sampai akhir tak kuasa menahan tangis, air mata terus mengalir tanpa henti membasahi pipi saya.Saya sangat kagum dengan keberanian dan ketegaran mereka bahkan senantiasa mengingat Allah apapun itu kondisinya.

____________________________________________

Biodata 

Asslamualaikum Wr.Wb semua, perkenalkan nama aku Fatma Nur Ajizah akrab dipanggil Fatma tinggal di provinsi Sumatra Barat.

Sekarang aku berusia 16 menuju ke 17 tahun.

Bulan ini aku juga sudah naik kekelas 12 jurusan ips, aku bersekolah di SMAN 1 Padang Panjang dan aku memiliki obsesi yang berlebih terhadap kucing.

Mungkin sekian perkenalan kita, untuk bersilahturahmi bisa saja kunjungi instagram aku @fatma.ajizh

Aku harap kalian semua suka dengan ceritanya.

Sampai jumpa lagi Asslamualaikum Wb.Wr

Posting Komentar

0 Komentar